4 Risiko Investasi Obligasi Yang Wajib Dikenali Sebelum Mengucurkan Dana

  • Post author:
  • Post category:Bisnis

Namanya juga investasi. Aktivitas keuangan dan bisnis ini selalu diikuti dengan kata kata high risk high demand. Kata tersebut menjelaskan akan setiap risiko dan pertimbangan yang wajib dijadikan pertimbangan. Terutama untuk investasi obligasi, yang mana memiliki untung maksimal namun juga risiko yang tidak ditinggal. Apa saja resikonya? Simak ulasan berikut.

Beberapa Risiko Paling Umum Di Pasar Obligasi

  1. Risiko Pasar (Fluktuasi Harga)

Lucu jika Anda berpikir bahwa investasi akan memiliki nilai yang sama setiap waktunya. Seperti halnya pasar saham lainnya, suatu investasi bisa saja memiliki nilai yang berbeda dari waktu ke waktu. Hal ini karena adanya risiko fluktuasi dan inflasi. Lantas apa yang harus dilakukan? Disini Anda harus lebih pintar dan bijak dalam menganalisa saham.

Perlu dipahami, fluktuasi yang tidak terbendung akan berakibat pada inflasi yang meningkat. Nantinya hal tersebut akan membuat nilai obligasi turun drastis. Hal ini akan menyebabkan capital loss. Apa yang perlu diperhatikan? Kenali faktor sekitar, seperti naik turunnya suku bunga bank, perubahan sosial, politik, hingga kondisi perekonomian.

  1. Risiko Likuiditas Di Pasar

Risiko likuiditas adalah suatu kondisi yang mana investor yang membutuhkan dana cepat tidak kunjung mendapat calon pembeli saham obligasi. Hal ini akan membuat nilai obligasi tersebut anjlok. Efek likuiditas ini cukup parah, karena dapat berpengaruh pada harga pasar dan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit.

Sayangnya, likuiditas di pasar saham pun tidak bisa dihindari. Apalagi mengingat banyaknya opsi dan kompetisi yang sengit di pasar investasi obligasi. Biasanya, cara penanggulangan terbaiknya adalah menggunakan uang dingin atau uang diam. Dengan demikian Anda masih memiliki sumber dana lain saat dibutuhkan di luar pergerakan keuangan investasi.

  1. Risiko Terjadinya Perubahan Aturan

Meski persentase terjadinya perubahan aturan saham obligasi cukup rendah, namun risiko ini masih ada. Pada dasarnya, semua pergerakan dan transaksi yang baik akan mengikuti peraturan negara. Yang mana, jika terjadi perubahan maka akan berpengaruh pada nilai obligasi yang dimiliki. Kemungkinannya bisa saja menguntungkan, namun juga bisa merugikan.

Biasanya peraturan yang dijadikan acuan adalah PPh atau pajak penghasilan. Saat ini, PPh yang diberikan pada saham obligasi adalah 10%. Bayangkan saja jika peraturan PPh tersebut tiba tiba naik, maka bisa menyebabkan tingkat keuntungan berkurang. Peserta investasi wajib paham dan selalu update dengan peraturan terkait.

  1. Risiko Terjadinya Gagal Bayar

Mungkin bisa disebut sebagai risiko yang paling seram adalah gagal bayar. Yang dimaksud gagal bayar adalah saat penerbit obligasi, yang mana bisa saja perusahaan atau pemerintah justru tidak mampu membayar pokok investasi serta kupon yang sudah disepakati dalam transaksi investasi. Bisa dikatakan mereka tidak bisa membayar Anda keuntungan yang seharusnya didapat.

Persentase hal ini terjadi cukup besar, terutama untuk perusahaan baru dan memiliki nilai rendah. Jika gagal bayar terjadi, jelas Anda akan kehilangan sebagian bahkan sebagian besar uang yang sudah dikucurkan untuk obligasi. Untuk pilihan amannya, pilih investasi obligasi dari pemerintah. Dengan demikian terikat undang undang dan pasti terbayar, bahkan menggunakan surat utang.

Tidak ada yang pasti di dalam dunia investasi. Meski semuanya tampak mudah, namun perlu ilmu dan pertimbangan yang matang untuk mengucurkan dana. Terutama mengingat jika obligasi cenderung memiliki nilai yang besar. Tapi karena nilai besar itu pula, risiko fluktuasi, likuiditas, hingga gagal bayar pun bisa saja muncul. Jadilah lebih cermat dengan bantuan brokerindofx.com/.